Menjejak kelestarian hidup di kota Kuala Lumpur

Setelah agak berapa lama tidak ke kota Kuala Lumpur, aku kembali kesana, bagi mengharungi kursus selama 3 bulan. Sepanjang ranjau perjalanan di K.L. Fikiranku terus menganalisis kondisi kota ini yang bagi ku semakin kalut. Suasananya semakin bertambah sibuk, kalut dan serba serbi ingin cepat. Kesibukan kota ini semakin ketara dengan kesesakan di tahap maksimum dalam tren pengangkut manusia ‘komuter”. Kesesakan dalam tren sudah menjadi lumrah bagi mereka yang menjadikan KOMUTER sebagai keMUDAHhan pengangkutan ke tempat kerja. Namun keMUDAHan itu kini sudah bertukar wajah menjadi keSUSAHan yang amat ketara. Di tambah lagi dengan kebanjiran pendatang asing dari pilipina, indonesia, bangladesh dan myanmar menjadikan kota ini diwarnai serta ditandai dengan pelbagai tanda yang memberikan banyak persoalan. Mungkin mereka yang lahir didada kota ini yang lebih mengerti akan apa yang telah berlaku!!! ......

Menjejak kelestarian hidup di kota Kuala Lumpur

Setelah agak berapa lama tidak ke kota Kuala Lumpur, aku kembali kesana, bagi mengharungi kursus selama 3 bulan. Sepanjang ranjau perjalanan di K.L. Fikiranku terus menganalisis kondisi kota ini yang bagi ku semakin kalut. Suasananya semakin bertambah sibuk, kalut dan serba serbi ingin cepat. Kesibukan kota ini semakin ketara dengan kesesakan di tahap maksimum dalam tren pengangkut manusia ‘komuter”. Kesesakan dalam tren sudah menjadi lumrah bagi mereka yang menjadikan KOMUTER sebagai keMUDAHhan pengangkutan ke tempat kerja. Namun keMUDAHan itu kini sudah bertukar wajah menjadi keSUSAHan yang amat ketara. Di tambah lagi dengan kebanjiran pendatang asing dari pilipina, indonesia, bangladesh dan myanmar menjadikan kota ini diwarnai serta ditandai dengan pelbagai tanda yang memberikan banyak persoalan. Mungkin mereka yang lahir didada kota ini yang lebih mengerti akan apa yang telah berlaku!!! ......

21 Ogos Environmental Investigastion


Pagi ini kuliyah lebih memperincikan mengenai bahan – bahan bukti yang releven yang perlu di ambil bagi tujuan penguatkuasaan. Ini termasuklah penggunaan bahan bukti bagi tujuan perbicaraan di Mahkamah. Di sentuh juga oleh PK Shaari mengenai peri pentingnya mengenai senarai semak yang perlu di ambil. Teknik persempelan yang betul dan tepat perlu di jalankan dengan baik bagi memastikan keputusan yang di ambil menepati tatacara piawaian yang telah ditetapkan.


Kuliyah di sebelah petang, di sambung dengan perincian mengenai kaedah – kaedah pengambilan bukti bagi kes – kes tertentu. Juga di berikan perhatian mengenai kaedah tatacara pengambilan gambar. Ini dapat membantu dalam menyediakan laporan siasatan yang bernas. First Assignment mengenai kaedah – kaedah penyiasatan aduan pembakaran terbuka. Keaedah penyiasatan yang tepat dapat menghasilkan penyelesaian yang baik.

Catatan dua hari (18 -20/8/2008)


Bermulanya di EiMAS...

Sesi kursus di mulai dengan ucapan dan kuliyah motivasi oleh Dr Ir. Shamsudin. Isi kuliyahnya banyak menyentuh mengenai perubahan cara berfikir dan bekerja. Beliau juga menekankan keperluan untuk meningkatkan keilmuan dan kemahiran bagi membangunkan tenaga pakar dalam bidang kawalan pencemaran alam sekitar di Malaysia. Saya amat tertarik dengan hujah beliau untuk berubah kita perlu berani melakukan perubahan.

Saya mengetuai kumpulan 4. Saya cuba memberi cadangan nama – nama kumpulan tapi tak di terima oleh si X. Lalu satu nama kumpulan di cadangkan oleh orang lain. Ikut sajalah .... J

Memahami perundangan alam sekitar

Kuliyah seterusnya memberikan fokus kepada sejarah penubuhan AKAS 1974 yang agak unik. Kebanyakan perundangan alam sekitar yang di bangunkan di seluruh dunia bermula selepas stocklhome convention 1972. Dalam konteks Malaysia perundangan alam sekitar amat – amat diperlukan bagi mengawal sebarang aktiviti pembangunan (industri, infrastruktur,dan lain-lain). Kewujudan AKAS 1974 banyak membantu mengawal aktiviti pembangunan di Malaysia namun perundangan yang dilaksanakan masih belum mampu mengawal keseluruhan punca – punca pencemaran. Ini kerana banyak isu – isu pencemaran lain tertakluk dalam perundangan agensi lain yang masih memerlukan penguatkuasaan.

Tatacara Penguatkuasaan

Kuliyah hari kedua diteruskan dengan pembentangan oleh PK Shaari mengenai tatacara penguatkuasaan, pengambilan sampel. Beliau banyak memberi contoh mengenai beberapa kes yang berlaku berdasarkan pengalaman beliau bersama dengan JAS. Penekanan terhadap Field Citation – (penyitaan dll) mampu membantu mengurangkan masalah pencemaran alam sekitar di samping membantu industri untuk meningkatkan kemampuan mengawal pencemaran. Kepentingan rekod (diari siasatan) sebagai bahan terpenting dalam merekodkan aktiviti penguatkuasaan di lapangan. Rekod hendaklah teliti dan mudah dirujuk untuk tujuan kes perbicaraan di Mahkhamah.

Sekian untuk tempoh ini. 11.07 malam ....

Anti Sampah Plastik

Ancaman Polimer Sintetik Bagi Kesehatan Manusia


Pernahkah dalam satu hari saja, kita tidak menggunakan bahan-bahan yang terbuat dari polimer sintetik seperti plastik misalnya? Tentu tidak bukan! Polimer sintetik tidak pernah lepas dalam kehidupan kita. Mereka telah menjadi bagian yang erat dan menjadi kebutuhan primer bagi kita. Perlengkapan rumah tangga, perlengkapan sekolah, perangkat komputer, telepon, kabel, mainan anak-anak, pembungkus makanan sampai klep jantung buatan, semuanya tidak lepas dari campur tangan polimer sintetik. Polimer sintetik telah banyak berjasa dan memberi kemudahan bagi kita dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Namun benarkah tidak ada masalah yang ditimbulkannya? Tulisan ini dibuat bukan untuk menakut-nakuti, tetapi memberi sedikit informasi tentang bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh polimer sintetik bagi kesehatan kita. Sehingga kita diharapkan bisa lebih berhati-hati dan lebih selektif dalam pemanfaatan polimer buatan ini. Sebelum menuju pokok permasalahan tentang kemungkinan ancaman bahaya dari polimer sintetik ini, alangkah baiknya jika kita terlebih dahulu mengenal secara singkat tentang polimer. Apa itu polimer dan bagaimana sejarahnya sehingga begitu pesat dikembangkan oleh dunia industri di seluruh belahan bumi.
Definisi dan Jenis Polimer
Hart (1983) dalam bukunya, Organic Chemistry, menyebutkan bahwa polimer (poly = banyak, meros = bagian) adalah molekul raksasa yang biasanya memiliki bobot molekul tinggi, dibangun dari pengulangan unit-unit. Molekul sederhana yang membentuk unit-unit ulangan ini dinamakan monomer. Sedangkan reaksi pembentukan polimer dikenal dengan istilah polimerisasi.
Polimer digolongkan menjadi dua macam, yaitu polimer alam (seperti pati, selulosa, dan sutra) dan polimer sintetik (seperti polimer vinil). Plastik yang kita kenal sehari-hari sering dipertukarkan dengan polimer sintetik. Ini dikarenakan sifat plastik yang mudah dibentuk (bahasa latin; plasticus = mudah dibentuk) dikaitkan dengan polimer sintetik yang dapat dilelehkan dan diubah menjadi bermacam-macam bentuk. Padahal sebenarnya plastik mempunyai arti yang lebih sempit. Plastik termasuk bagian polimer termoplastik, yaitu polimer yang akan melunak apabila dipanaskan dan dapat dibentuk sesuai pola yang kita inginkan. Setelah dingin polimer ini akan mempertahankan bentuknya yang baru. Proses ini dapat diulang dan dapat diubah menjadi bentuk yang lain. Golongan polimer sintetik lain adalah polimer termoset (materi yang dapat dilebur pada tahap tertentu dalam pembuatannya tetapi menjadi keras selamanya, tidak melunak dan tidak dapat dicetak ulang). Contoh polimer ini adalah bakelit yang banyak dipakai untuk peralatan radio, toilet, dan lain-lain.
Gambar 1. Struktur bakelit
Perkembangan Polimer Sintetik
Penemuan dan pengembangan polimer sintetik didasari pada adanya beberapa keterbatasan yang ditemukan manusia pada pemanfaatan polimer alam. Sebagai contoh, polimer alam seperti karet alam memiliki beberapa keterbatasan seperti berbau, lunak dan lengket jika suhu udara terlalu panas, keras dan rapuh jika suhu udara terlalu dingin, berbau, dan sering melekat pada saat pengolahannya. Selain itu ketersediaan yang terbatas di alam menjadi faktor pembatas pemanfaatannya. Indonesia sendiri bersama Malaysia menjadi negara pemasok kebutuhan karet terbesar di dunia. Karena beberapa keterbatasan tersebut, manusia mengganti penggunaan karet alam dengan polimer sintetik seperti poliisoprena (polimer dari isoprena; 2-metil-1,3-butadiena), suatu zat yang memiliki sifat seperti karet alam namun bahan ini tidak dipanen dari kebun karet. Selain itu masih ada contoh karet sintetik yang dewasa ini banyak dimanfaatkan seperti neoprena (polimer dari kloroprena) yang digunakan untuk insulator kawat dan kabel, butadiena stirena (kopolimer dari 1,3-butadiena (75%) dan sirena (25%)) yang banyak digunakan oleh industri ban kendaraan bermotor.
nCH2 = CHC6H5 + 3nCH2 = CH - CH = CH2
radikal bebas inisiator
Gambar 2. Reaksi pembentukkan SBR
Contoh lain dari polimer alam yang mulai diganti penggunaannya adalah serat untuk keperluan tekstil. Serat seperti kapas, wol, dan sutera meskipun sampai sekarang masih digunakan sebagai bahan baku dalam industri tekstil, tetapi karena keterbatasan ketersediaan dan memiliki kelemahan dalam hal ketahanan terhadap regangan dan kerutan serta serangan ngengat (sejenis serangga), mulai digantikan oleh polimer sintetik seperti poliakrilonitril (Orlon, Acrilan, Creslan), poliester (dacron), dan poliamida (nylon). Selain itu untuk lebih memuaskan selera, manusia juga telah mengembangkan polimer sintetik untuk industri tekstil yang terbuat dari bahan yang tahan api seperti tris [tris (2,3-dibromopropil)] fosfat.
Gambar 3. Struktur nilon


Polimer sintetik lain yang perkembangannya sangat pesat adalah plastik. Kemudahan dan keistimewaan plastik sedikit banyak telah dapat menggant

ikan bahan-bahan seperti logam dan kayu dalam membantu kehidupan manusia.
Sejak ditemukan oleh seorang peneliti dari Amerika Serikat pada tahun 1968 yang bernama John Wesley Hyatt, plastik menjadi primadona bagi dunia industri. Produksinya di seluruh negara lebih dari 100 juta ton per tahunnya.


Contoh plastik yang banyak digunakan dalam kehidupan kita adalah polietilena (bahan pembungkus, kantong plastik, mainan anak, botol), teflon (pengganti logam, pelapis alat-alat masak), polivinilklorida (untuk pipa, alat rumah tangga, cat, piringan hitam), polistirena (bahan insulator listrik, pembungkus makanan, styrofoam, mainan anak), dan lain-lain.


Gambar 3. Beberapa contoh struktur polimer plastik
Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik membuat kehidupan kita selalu dimanjakan oleh kepraktisan dan kenyamanan dari produk yang mereka hasilkan. Bahkan plastik dianggap sebagai salah satu ciri kemunculan zaman modern yang ditandai dengan kehidupan yang serba praktis dan nyaman. Namun, beberapa laporan ini menguak sisi lain dari kemudahan yang diberikan oleh bahan-bahan yang terbuat dari polimer sintetis.


Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Bahan pelembut ini kebanyakannya terdiri atas kumpulan ftalat (ester turunan dari asam ftalat). Beberapa contoh pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA), dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan pemrosesan makanan, acetyl tributyl citrate (ATBC) dan di(-2ethylhexyl) phthalate (DEHP) yang digunakan dalam industri pengepakan film (Sheftel, 2000).


Namun, penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan. Sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik). Di Jepang, keracunan PCB menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai yusho. Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas. Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat.


Contoh lain bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA. Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, plastik PVC yang menggunakan bahan pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan pelembut ini ke dalam makanan. Data di AS pada tahun 1998 menunjukkan bahwa DEHA dengan konsentrasi tinggi (300 kali lebih tinggi dari batas maksimal DEHA yang ditetapkan oleh FDA/ badan pengawas obat makanan AS) terdapat pada keju yang dibungkus dengan plastik PVC (Awang MR, 1999).


DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati (Awang MR, 1999). Meskipun dampak DEHA pada manusia belum diketahui secara pasti, hasil penelitian yang dilakukan pada hewan sudah sepantasnya membuat kita berhati-hati.
Berkaitan dengan adanya kontaminasi DEHA pada makanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Eropa telah membatasi ambang batas DEHA yang masih aman bila terkonsumsi, yaitu 18 bpj (bagian per sejuta). Lebih dari itu dianggap berbahaya untuk dikonsumsi.


Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).


Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita membakar bahan yang terbuat dari plastik. Seperti kita ketahui, plastik memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Oleh karena itu seringkali kita membakarnya untuk menghindari pencemaran terhadap tanah dan air di lingkungan kita (Plastik dari sektor pertanian saja, di dunia setiap tahun mencapai 100 juta ton. Jika sampah plastik ini dibentangkan, maka dapat membungkus bumi sampai sepuluh kali lipat). Namun pembakaran plastik ini justru dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.


Pekerja-pekerja wanita dalam industri getah, plastik dan tekstil seringkali mengalami kejadian bayi mati dalam kandungan dan ukuran bayi yang kecil. Kajian terhadap 2,096 orang ibu dan 3,170 orang bapak di Malaysia pada tahun 2002 menunjukkan bahwa 80% wanita menghadapi bahaya kematian anak dalam kandungan jika bekerja di industri getah dan plastik dan 90% wanita yang suaminya bekerja di industri pewarna tekstil, plastik dan formaldehida.


Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan. Sebagai contoh adalah penggunaan kantong plastik hitam (kresek) untuk membungkus makanan seperti gorengan dan lain-lain. Menurut Made Arcana, ahli kimia dari Institut Teknologi Bandung yang dikutip Gatra edisi Juli 2003, zat pewarna hitam ini kalau terkena panas (misalnya berasal dari gorengan), bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk radikal. Zat racun itu bisa bereaksi dengan cepat, seperti oksigen dan makanan. Kalaupun tak beracun, senyawa tadi bisa berubah jadi racun bila terkena panas. Bentuk radikal ini karena memiliki satu elektron tak berpasangan menjadi sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker. Namun, apakah munculnya kanker ini disebabkan plastik itu atau karena mengkonsumsi makanan tercemar kantong plastik beracun, harus dibuktikan. Sebab, banyak faktor yang menentukan terjadinya kanker, misalnya kekerapan orang mengonsumsi makanan yang tercemar, sistem kekebalan, faktor genetik, kualitas plastik, dan makanan. Bila terakumulasi, bisa menimbulkan kanker.
Styrofoam yang sering digunakan orang untuk membungkus makanan atau untuk kebutuhan lain juga dapat menimbulkan masalah. Menurut Prof Dr Hj Aisjah Girindra, ahli biokimia Departemen Biokimia FMIPA-IPB, hasil survei di AS pada tahun 1986 menunjukkan bahwa 100% jaringan lemak orang Amerika mengandung styrene yang berasal dari styrofoam. Penelitian dua tahun kemudian menyebutkan kandungan styrene sudah mencapai ambang batas yang bisa memunculkan gejala gangguan saraf.


Lebih mengkhawatirkan lagi bahwa pada penelitian di New Jersey ditemukan 75% ASI (air susu ibu) terkontaminasi styrene. Hal ini terjadi akibat si ibu menggunakan wadah styrofoam saat mengonsumsi makanan. Penelitian yang sama juga menyebutkan bahwa styrene bisa bermigrasi ke janin melalui plasenta pada ibu-ibu yang sedang mengandung. Terpapar dalam jangka panjang, tentu akan menyebabkan penumpukan styrene dalam tubuh. Akibatnya bisa muncul gejala saraf, seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur, dan anemia.


Selain menyebabkan kanker, sistem reproduksi seseorang bisa terganggu. Berdasarkan hasil penelitian, styrofoam bisa menyebabkan kemandulan atau menurunkan kesuburan. Anak yang terbiasa mengonsumsi styrene juga bisa kehilangan kreativitas dan pasif.


Mainan anak yang terbuat dari plastik yang diberi zat tambahan ftalat agar mainan menjadi lentur juga dapat menimbulkan masalah. Hasil penelitian ilmiah yang dilakukan para pakar kesehatan di Uni Eropa menyebutkan bahwa bahan kimia ftalat banyak menyebabkan infeksi hati dan ginjal. Oleh karena itu Komisi Eropa melarang penggunaan ftalat untuk bahan pembuatan mainan anak.


Ancaman kesehatan yang terakhir (sebenarnya masih cukup banyak contoh lainnya) datang dari kegiatan yang sering tidak sadar kita lakukan (atau mungkin karena ketidaktahuan kita). Seperti yang lazim kita lakukan apabila kita hendak memakan suatu makanan yang panas (misalnya gorengan) atau mencegah tangan terkotori oleh minyak dari gorengan tersebut, maka kita melapisi makanan tersebut dengan kertas tisu. Padahal hal tersebut sebenarnya dapat mengancam kesehatan kita. Kenapa bisa begitu?


Ternyata, zat kimia yang terkandung dalam kertas tisu yang kita gunakan dapat bermigrasi ke makanan yang kita lapisi. Zat ini biasanya sering disebut pemutih klor yang memang ditambahkan dalam pembuatan kertas tisu agar terlihat lebih putih bersih. Zat ini bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Oleh karena itu jangan menggunakan bahan ini untuk melapisi makanan yang panas atau berlemak.

Usaha Penterjemahan Sebagai Proses Pemindahan Teknologi - Technology Transfer


Saya amat terujah mendengar, suatu sesi wawancara oleh Sdr. Syed Munawar di TV1 baru – baru ini. Beliau menyatakan bahawa usaha penterjemahan karya ilmiah dari bahasa asing (Inggeris, Perancis, Sepanyol dan Jepun) ke dalam bahasa melayu merupakan satu bentuk teknologi transfer – pemindahan teknologi.

Malah bila kita menyoroti perjalanan sirah ilmuan Islam, usaha penterjemahan karya ilmuan yunani, greek dan rom kedalam bahasa arab sudah di mulakan pada masa lampau. Berlakunya Islamization of Knowledge seperti yang telah digagaskan oleh Al Faruqi dan Al Attas. Ini menyebabkan berkembangnya revolusi ilmu yang amat dahsyat di kalangan umat Islam pada masa lampau.

Saya kira para graduan yang bijaksana perlu memulakan langkah ini bagi mencetuskan gelombang perubahan besar dalam pembinaan tamadun bangsa yang kuat berasaskan Ilmu. Technology Transfer melalui usaha penterjemahan.


Maju Bahasa Majulah Bangsa !!!

Meningkatkan Profesionalisme Muslim

Tiada siapa boleh menyatakan bahawa dia sudah cukup berilmu, dia sudah cukup pengalaman, dia sudah cukup bijak, dan dia sudah cukup hebat….. Malahan apa yang di miliki dalam hidup ini adalah kurniaan dari Allah SWT ....
Pengalaman, ilmu yang sedikit, kebijakan , kehebatan semuanya kurniaan ALLAH swt yang amat kecil kepada hambanya...

DIA lah yang memiliki segala setiap sesuatu yang ada di langit dan di bumi, dia mengetahui setiap mikro saat yang berlaku di seluruh penjuru alam, bahkan semuanya di dalam kekuasaan ALLAH swt...

Sentiasalah memperkukuhkan kesedaran dalam diri, menghargai setiap peluang untuk meningkatkan keilmuaan untuk tujuan kebaikan dunia dan akhirat...

Tingkatkan Profesionalisme Muslim

Teruskan perjuangan mu AmAn !!

Mendidik generasi muda mencintai alam sekitar


Mendidik generasi muda mencintai alam sekitar - 9 Ogos 2008 Berita Harian

PENERAPAN pendidikan menjaga alam sekitar dan kebersihan bermula di rumah dan mudah dilaksanakan seandainya ibu bapa benar-benar komited untuk melaksanakan usaha murni ini. Ia bukanlah suatu perkara yang sukar dilaksanakan dan tidak memerlukan kos tinggi malahan banyak memberikan manfaat kepada setiap keluarga yang mengamalkannya. Oleh itu, ada beberapa kaedah mudah yang boleh diamalkan ibu bapa untuk mendidik anak untuk menjaga alam sekitar bermula dari rumah.

Pertama; Menanam sikap membuang sampah di tempat yang betul. Pada masa ini, pembuangan sampah sudah menjadi tabiat di kalangan masyarakat. Amalan membuang sampah di tempat yang betul dapat mendidik generasi cintakan kebersihan dan bencikan kekotoran. Melalui pendidikan alam sekitar di rumah, anak diberikan penekanan untuk membuang sampah ke dalam tong sampah yang disediakan.

Kedua; Amalan mengasingkan sampah mengikut jenis seperti kertas, plastik botol kaca dan sisa makanan boleh dibudayakan daripada rumah. Ia dapat dilakukan dengan menyediakan empat bekas sampah yang berlainan warna (kuning, biru, jingga dan hijau) bagi mengasingkan sampah harian yang terhasil. Ia boleh diletakkan di tempat strategik di dalam dan halaman rumah.
Ketiga; Ibu bapa perlu mengadakan ruang di halaman rumah untuk menanam tanaman seperti pokok bunga, sayuran dan buah-buahan. Ia bukan saja dapat mengindahkan persekitaran rumah malahan sayuran dan buah-buahan boleh dijadikan santapan berkhasiat untuk jamuan sekeluarga. Sekiranya ruang untuk menanam tumbuhan terhad teknik hidroponik boleh dilaksanakan. Amalan ini selaras dengan saranan Perdana Menteri baru-baru ini untuk menggalakkan tanam sayur dan buah-buahan di sekitar rumah. Selain itu, sisa makanan yang terhasil setiap hari boleh digunakan sebagai baja kompos organik untuk menyuburkan tanaman. Ibu bapa perlu melakukan aktiviti ini secara bersama dengan anak. Kaedah ini dapat menerapkan kefahaman menyayangi alam melalui penanaman tumbuhan yang boleh memberi manfaat kepada manusia.
Keempat; Aktiviti rekreasi alam sekitar perlu diperbanyakkan dan amalan membeli belah ke pusat beli- belah perlu dikurangkan. Ini dapat menggalakkan anak berjimat cermat dan pada masa sama meningkatkan kesedaran untuk menyintai alam sekitar di kalangan anak. Aktiviti rekreasi alam sekitar seperti ke kawasan rekreasi air terjun, kawasan tanah tinggi, hutan, sungai dan pantai adalah lebih bermanfaat daripada ke pusat beli-belah, sekali gus mengisi masa lapang anak dengan penuh berkualiti.

Kelima; Amalan penjimatan tenaga perlu di jadikan amalan di rumah. Amalan penjimatan penggunaan elektrik dan air boleh dilakukan dengan mematikan suis lampu, pendingin hawa dan kipas apabila ia selesai digunakan. Penggunaan air pula di gunakan secara berhemat dengan memastikan air yang digunakan secukupnya dan tidak membazir. Air basuhan pakaian sebenarnya masih boleh digunakan untuk menyiram pokok dan tanaman di halaman rumah.

Keenam, aktiviti mengemas rumah, mencuci kereta dan membersihkan halaman perlu dijadikan budaya di dalam sesebuah keluarga. Ia perlu diadakan sekerap mungkin. Anak-anak yang diajar dengan nilai baik mencintai kebersihan dan membenci kekotoran akan dapat melahirkan ahli masyarakat yang baik ketika berada di luar rumah.


Ketujuh; Bagi mendidik keprihatinan mengenai alam sekitar anak perlu didedahkan dengan maklumat mengenai isu alam sekitar yang berlaku. Majalah berbentuk pendidikan alam sekitar perlu diperbanyakkan di rumah. Anak yang didedahkan maklumat dan bahan bacaan mengenai alam sekitar akan dapat membina pemikiran yang sihat dan matang. Gambar hiasan di dalam rumah juga perlu menonjolkan aspek cintakan alam sekitar. Sesungguhnya isu dan masalah alam sekitar kini semakin mencabar dan kompleks. Peranan ibu bapa amat penting bagi mendidik anak menghayati alam sekitar. Generasi muda yang terbina dengan asas nilai murni yang kuat dari rumah dapat membina masyarakat yang bertanggungjawab dan sedar mengenai alam sekitar.

ABDUL RAHMAN MAHMUD, Alor Star, Kedah