ketika ini kita sedang menyaksikan gejala ironis, kemarau intelektual di tengah banjir graduan. Rupa - rupanya yang namanya intelektual adalah dunia idea, dialog dan wacana yang kritis, cerdas dan bebas...
Menjejak kelestarian hidup di kota Kuala Lumpur
Setelah agak berapa lama tidak ke kota Kuala Lumpur, aku kembali kesana, bagi mengharungi kursus selama 3 bulan. Sepanjang ranjau perjalanan di K.L. Fikiranku terus menganalisis kondisi kota ini yang bagi ku semakin kalut. Suasananya semakin bertambah sibuk, kalut dan serba serbi ingin cepat. Kesibukan kota ini semakin ketara dengan kesesakan di tahap maksimum dalam tren pengangkut manusia ‘komuter”. Kesesakan dalam tren sudah menjadi lumrah bagi mereka yang menjadikan KOMUTER sebagai keMUDAHhan pengangkutan ke tempat kerja. Namun keMUDAHan itu kini sudah bertukar wajah menjadi keSUSAHan yang amat ketara. Di tambah lagi dengan kebanjiran pendatang asing dari pilipina, indonesia, bangladesh dan myanmar menjadikan kota ini diwarnai serta ditandai dengan pelbagai tanda yang memberikan banyak persoalan. Mungkin mereka yang lahir didada kota ini yang lebih mengerti akan apa yang telah berlaku!!! ......
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment